“Ah… telat lagi !” Omelku pada sepeda butut kakakku ini. Seperti hari-hari biasanya Aku selalu terlambat, yah.. semua itu pastinya gara-gara sepeda motor kakakku yang sudah tua itu. Mau gak mau Aku harus naik sepeda ini untuk berangkat ke sekolah. Ayahku selalu berangkat pagi dan tidak sempat untuk mengantarkanku ke sekolah. Sedangkan ibuku tidak bisa naik mobil ataupun sepeda motor *payaaaah*. Huh ! kalau gini jadinya kan Aku yang harus pakai sepeda motor peninggalan kakakku. Sepeda ini sudah 6 tahun di pakai kakakku untuk berangkat sekolah dan bepergian. Dan sekarang sepeda itu sudah diwariskan kepadaku.
Sesampainya di kelas, Aku langsung menghampiri temanku, “Ra, gurunya mana ?”. “Kali ini kamu beruntung, Ta. Miss Via lagi di rumah sakit, katanya sih sakit.” Jawab Tiara yang sedang serius mengerjakan tugas bahasa inggris. “Huh.. Alhamdulillah deh, sesuatu.” Kataku senang dalam hati. Untungnya pagi itu guru bahasa inggris kami sakit, jadi Aku tidak akan kena omel lagi deh karena terlambat. Tapi yang paling menyebalkan adalah tugas bejibun yang diberikan olehnya. Rasanya ingin sekali Aku merobek buku paket bahasa inggris di depan mataku ini. Tanpa pikir panjang Aku langsung menyingkirkan buku itu dan mengambil majalah otomotif dari dalam tasku. Sejak kelas 6 SD Aku memang sudah tergila-gila dengan berbagai model sepeda motor, apalagi sepeda matic. Aku seringkali merengek pada ayah dan ibu agar mereka mau membelikanku sepeda matic. Namun karena keterbatasan modal untuk membelinya, jadi ayah hanya membelikan sepeda untuk kakakku. Itu saja bukan sepeda bermerek ataupun sepeda matic. Melainkan hanya sebuah sepeda bekas, yah.. yang kira-kira umurnya sudah lebih dari 20 tahun. Tapi kakakku enjoy saja memakainya, beda denganku yang mengerti modis dan gaul.
Saat istirahat tiba pun Aku masih tak mau beranjak dari tempat dudukku. Sekalipun ada kotoran burung yang jatuh di kepalaku, bagiku itu bukan masalah jika Aku sedang melihat-lihat berbagai model sepeda matic terbaru. Dari dulu Aku sudah mengincar sepeda matic Xeon 125. “Oh lihat, betapa kerennya matic ini.” Pikirku sambil melamun membayangkan Aku menaiki sepeda ini ketika berangkat sekolah. Namun suara berisik Tiara merusak lamunan indahku saat itu. “Ta ! Dita ! Sini cepet !” Panggil Tiara yang seperti sedang melihat Choi Si Won mandi *alamaak*. “Apaan sih, Ra ? ngganggu aja deh.” Tanyaku ketus. “Cepet sini, Ta. Coba liat deh, pasti kamu kaget.” Jawab Tiara sambil menarik lenganku. Dan benar saja, ketika Aku melihat ke tengah lapangan sekejap itu pula Aku langsung tercengang dengan pemandangan di depan mataku. Rasanya seluruh badanku kaku tak dapat bergerak lagi. Ada apa denganku ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar